Jumat, 23 November 2012
Pertanian
Apa itu Pertanian ?
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang
sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan
bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti
pembuatan kejudan tempe, atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam
bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4%
dariPDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai
sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena
sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan
pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah
Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di
Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya
menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan
dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian
adalah biologi danekonomi. Karena pertanian selalu terikat dengan
ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu
tanah, meteorologi, permesinan pertanian,biokimia,
dan statistika, juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming)
adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang
menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau
"petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus
disebut sebagai peternak.
Cakupan Pertanian
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan
yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan,
dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga
diartikan sebagai kegiatbudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang
bersifat semusim.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani
tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan
(biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar
(hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya
semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia)
atau serangga (misalnya lebah). Perikanan memiliki
subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu
usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan
efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan
mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi
bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah
kegiatan ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang
sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode
budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan
produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini
dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia
melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian
yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan
kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal
sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu
menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya
adalah pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian
berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian
organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung
lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam
perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya
memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian
komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di
atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif(pertanian
masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan
berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis
dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting:
selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko
yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan
makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk
pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat
mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.
Sejarah Pertanian
Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan
manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga
ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa suatu kelompok
orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban. Terjadi
perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan,
dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat
yang tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan
agraris.
Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian
telah membawa revolusi yang besar dalam kehidupan manusia sebelum revolusi
industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah revolusi
kebudayaan pertama yang dialami manusia.
Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia,
karena setiap bagian dunia memiliki perkembangan penguasaan teknologi pertanian
yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika atau Amerika masih dijumpai
masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang telah mampu melakukan
kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-pindah demi
menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa
traktor-traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung
penyediaan pangan ratusan orang.
Asal Mula Pertanian
Berakhirnya zaman es sekitar 11.000 tahun sebelum
Masehi (SM) menjadikan bumi lebih hangat dan mengalami musim kering yang lebih
panjang. Kondisi ini menguntungkan bagi perkembangan tanaman semusim, yang
dalam waktu relatif singkat memberikan hasil dan biji atau umbinya dapat
disimpan. Ketersediaan biji-bijian dan polong-polongan dalam jumlah memadai
memunculkan perkampungan untuk pertama kalinya, karena kegiatan perburuan dan
peramuan tidak perlu dilakukan setiap saat. Contoh budaya semacam ini masih
terlihat pada masyarakat yang menerapkan sistem perladangan berpindah(slash
and burn) di Kalimantan dan Papua.
Berdasarkan bukti-bukti peninggalan artefak, para ahli
prasejarah saat ini bersepakat bahwa praktik pertanian pertama kali berawal di
daerah "bulan sabit yang subur" di Mesopotamia sekitar 8000
SM. Pada waktu itu daerah ini masih lebih hijau daripada keadaan sekarang.
Berdasarkan suatu kajian, 32 dari
56 spesies biji-bijian budidaya berasal dari daerah ini. Daerah
ini juga menjadi satu dari pusat keanekaragaman tanaman budidaya (center
of origin) menurut Vavilov. Jenis-jenis tanaman yang pertama kali
dibudidayakan di sini adalah gandum, jelai (barley), buncis (pea), kacang
arab (chickpea), dan flax(Linum usitatissimum).
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis
tanaman lain sesuai keadaan topografi dan iklim.
Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut(dalam
pengertian umum sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM
dan diikuti dengan kedelai, kacang hijau, dan kacang azuki. Padi
(Oryza glaberrima) dan sorgumdikembangkan di
daerah Sahel, Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin
telah dibudidayakan juga secara tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan
Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu Amerika Tengah,
daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai
membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik,
termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan masyarakat yang tetap
mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya memperoleh bahan
pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian
ke wilayah Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta
perladangan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai
dampak perubahan iklim dunia dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Blog Archive
About Me
Daftar Blog Saya
About This Blog
Lorem Ipsum
Diberdayakan oleh Blogger.
Lorem Ipsum
Lorem
Mengenal Pertanian
-
A. TANAMAN BUAH-BUAHAN ALPUKAT ANGGUR APEL BELIMBING DUKU DURIAN JAMBU AIR JAMBU BIJI JAMBU BOL JAMBU METE JERUK KEDONDONG M...
-
Apa itu Pertanian ? Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bah...
-
Apa Itu Teknik Pertanian ? Teknik Pertanian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang pertanian melalui pendekatan keteknikan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar